BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Al-Quran
dan As-Sunnah adalah nash, setiap muslim kapan pun dan dimana pun diberi
tanggung jawab untuk memahami dan melaksanakan kandungannya dalam bentuk amalan
yang nyata. Sumber-sumber tasawuf adalah ajaran-ajaran Islam, sebab tasawuf
ditimba dari Al-Quran, As-Sunnah, dan amalan-amalan serta ucapan para sahabat.
Dalam
menjalankan kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar pertanyaan-pertanyaan
yang meminta atas landasan atau dasar dari apa yang kita perbuat. Oleh sebab
itu, landasan atau dasar-dasar tasawuf dalam Al-Quran dan hadis sangat penting untuk dibahas. Karena tanpa kajian
yang khusus kita tidak bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Karena
masa modern ini kita harus benyak mengkaji dan berpegang kepada Al-Quran dan
hadits yang ditinggalkan oleh Nabi Muhammad SAW sebagai pedoman bagi kita
supaya kita tidak terbawa arus globalisasi yang semakin merajalela.
B.
RUMUSAN MASALAH
1.
Apa dasar dan sumber tasawuf dalam
Al-Quran dan hadits?
2.
Bagaimana pengalaman mistis
Rosululloh dan keteladanan para sahabat?
3.
Ajaran-ajaran apa sajakah yang
mempengaruhi pemikiran tasawuf?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
DASAR DAN
SUMBER TASAWUF
Dewasa
ini, kajian tentang tasawuf semakin banyak diminati orang. Jika diteliti lebih
mendalam, ketertarikan mereka terhadap tasawuf dapat dilihat pada dua
kecenderungan. Pertama, kecenderungan terhadap kebutuhan fitrah atau naluriya.
Kedua, kecenderungan pada persoalan akademis. Kecenderungan pertama
mengisyaratkan bahwa manusia sesungguhnya membutuhkan sentuhan-sentuhan
spiritual atau rohani. Kesejukan dan kedamaian hati merupakan salah satu
kebutuhan yang ingin mereka penuhi lewat sentuhan spiritual. Hal ini sebagaimana
diungkapkan oleh Barmawi e Umarie, bahwa setiap rohani manusia senantiasa rindu
hendak kembali ke tempat asal, selalu rindu kepada Kekasihnya yang Tunggal.
Adapun kecenderungan ke dua, mengisyaratkan bahwa tasawuf memang menarik untuk
dikaji secaera akademis, kecenderungan ke dua ini memposisikan kajian tasawuf
hanya sebagai sebuah pengayaan keilmuan-keilmuan lain yang berkembang di dunia.
Kecenderungan-kecenderungan
diatas menuntut adanya pengkajian tasawuf dalam kemasan yang proposional dan fundamental. Hal ini
dimaksudkan agar tasawuf yang kian banyak menarik peminat itu dapat dipahami
dalam kerangka ideologis yang kuat, disamping juga untuk memagari tasawuf supaya
tetap berada dijalur yang benar. Jika tesis ini dapat diterima, jelas dipandang
perlu untuk merumuskan tasawuf dalam kemasan yang dilengkapi dengan dasar-dasar
atau landasan yang kuat atau landasan-landasan naqli tasawuf (Al-Quran dan hadits).[1]
Al-Quran
dan hadits merupakan kerangka acuan pokok
yang selalu dipegang umat Islam. Kita sering mendengar pertanyaan dalam
kerangka landasan naqli ini, Apa dasar Al-Quran dan Al-haditsnya sehingga Anda
berkata demikian? Atau Bagaimana Al-Quran dan Al-haditsnya? pertanyaan ini
sering terlontar dalam benak pikiran kaum muslim ketika hendak menerima atau
menemukan persoalan-persoalan baru atau persoalan-persoalan unik yang mereka
temui, termasuk persoalan-persoalan tasawuf.
1.
Landasan Al-Quran
Al-Quran
dan As-Sunnah adalah nash. Setiap muslim kapan dan dimanapun dibebani tanggung
jawab untuk memahami dan melaksanakan kandungannya dalam bentuk amalan yang
nyata. Pemahaman terhadap nash tanpa pengalaman akan menimbulkan kesenjangan.
Ketika ditanya tentang akhlaq Rosululloh, Aisyah menjawab Al-Quran. Para sahabat
terkenal sebagai orang-orang yang banyak menghafalkan isi Al-Quran dan kemudian
menyebarkannya kepada ynang lain dengan disertai pengalaman atau penjiwaan
terhadap isinya. Mereka berusaha menerapkan akhlaq atau perilaku mereka dengan
mencontoh akhlaq Rosululloh, yakni akhlaq Al-Quran.[2]
Al-Quran
didalamnya mengandung muatan-muatan ajaran Islam, baik dalam aqidah syariah
maupun muamalah. Al-Quran perlu dipahami secara tekstual lahiriyah, namun
disisi lain Al-Quran pu perlu dipahami dari sisi kontekstual rohaniyah. Jika
hanya dipahami hanya dari lahitiyahnya saja, maka ayat-ayat Al-Quran akan
terasa kaku, kurang dinamis dan akan ditemukan persoalan yang tidak dapat
diterima secara psikis.[3]
Abu
Nashr As-Siraj Ath-Thusi dalam kitabnya Alluma, menjelaskan bahwa dari Al-Quran
dan As-Sunnah itulah para Suffi pertama-tama mendasarkan pendapat-pendapat
mereka tentang moral dan tingkah laku, kerinduan dan kecintaan pada Illahi, dan
marifat, suluk (jalan) dan juga latihan-latihan rohaniyyah mereka. Itu semua
mereka susun demi terealisasinya tujuan-tujuan kehidupan mistis. Lebih lenjut,
Ath-Thusi mengemukakan bagaimana para sufi lebih menaruh perhatian terhadap
moral luhur serta sifat dan amalan utama. Hal ini demi mengikuti Nabi, para
sahabat serta orang-orang setelah mereka. Ini semua, menurut Ath-Thusi Ilmunya dapat dijejaki dalam kitab Allah SWT,
yakni Al-Quran.[4]
Secara
umum, ajaran Islam mengatur kehidupan yang bersifat lahiriyah dan batiniya.
Pemahaman terhadap unsur kehidupan yang bersifat batiniyahn pada gilirannya
melahirkan tasawuf. Unsur kehidupan tasawuf ini mendapat perhatian yang cukup
besar dari sumber ajaran Islam, Al-Quran dan As-Sunnah serta praktik kehidupan
Nabi dan para sahabatnya. Al-Quran antara lain brbicara tentang kemungkinan
manusia dapat saling mencintai (mahabbah) dengan Tuhan. Hal ini misalnya
difirmankan Allah dalam Al-Quran:
$pkr'¯»t tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä `tB £s?öt öNä3YÏB `tã ¾ÏmÏZÏ t$öq|¡sù ÎAù't ª!$# 5Qöqs)Î/ öNåk:Ïtä ÿ¼çmtRq6Ïtäur A'©!Ïr& n?tã tûüÏZÏB÷sßJø9$# >o¨Ïãr& n?tã tûïÍÏÿ»s3ø9$# crßÎg»pgä Îû È@Î6y «!$# wur tbqèù$ss sptBöqs9 5OͬIw 4 y7Ï9ºs ã@ôÒsù «!$# ÏmÏ?÷sã `tB âä!$t±o 4 ª!$#ur ììźur íOÎ=tæ ÇÎÍÈ
54. Hai orang-orang yang beriman, Barangsiapa di antara kamu yang
murtad dari agamanya, Maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah
mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya, yang bersikap lemah lembut
terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir,
yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka
mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya,
dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), lagi Maha mengetahui.
(Q. S. Al-maidah :54)
Dalam Al-Quran, Allah pun memerintahkan manusia agar
senantiasa bertaubat membersihkan diri dan memohon ampunan kepada-Nya sehingga
memperoleh cahaya dari-Nya.
$pkr'¯»t
úïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#þqç/qè? n<Î) «!$# Zpt/öqs? %·nqÝÁ¯R 4Ó|¤tã öNä3/u br& tÏeÿs3ã öNä3Ytã öNä3Ï?$t«Íhy öNà6n=Åzôãur ;M»¨Zy_ ÌøgrB `ÏB $ygÏFøtrB ã»yg÷RF{$# tPöqt w Ìøä ª!$# ¢ÓÉ<¨Z9$# z`Ï%©!$#ur ( #qãZtB#uä¼çmyètB ( öNèdâqçR 4Ótëó¡o ú÷üt/ öNÍkÉ÷r& öNÍkÈ]»yJ÷r'Î/ur tbqä9qà)t !$uZ/u öNÏJø?r& $uZs9 $tRuqçR öÏÿøî$#ur !$uZs9 ( y7¨RÎ) 4n?tã Èe@à2 &äóÓx« ÖÏs% ÇÑÈ
8. Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah
kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya).
Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke
dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah
tidak menghinakan Nabi dan orang-orang mukmin yang bersama dia; sedang cahaya
mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka
mengatakan: "Ya Rabb Kami, sempurnakanlah bagi Kami cahaya Kami dan
ampunilah kami; Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu." (Q.S.
At-tahrim: 8)
ôs)s9ur
$uZø)n=yz z`»|¡SM}$# ÞOn=÷ètRur $tB â¨Èqóuqè? ¾ÏmÎ/ ¼çmÝ¡øÿtR ( ß`øtwUur Ü>tø%r& Ïmøs9Î) ô`ÏB È@ö7ym ÏÍuqø9$# ÇÊÏÈ
16. Dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan
manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat
kepadanya daripada urat lehernya. (Q.S. Qaaf: 16)
Berdasarkaan
ayat diatas, kebanyakan kalangan sufi berpendapat bahwa untuk mencari Tuhan,
manusi tak perlu pergi jauh-jauh. Ia cukup
kembali kedalam dirinya sendiri. Lebih jauh lagi Harun Nasution menegaskan
bahwa Tuhan ada didalam bukan diluar diri manusia.
Demikianlah sebagian ayat Al-Quran yang dijadikan
sebagai landasan kaum sufi dalam melaksanakan praktek-praktek kesufiannya. Akan
terlalu panjang uraiannya jika semua pengertian psikis serta moral yang
diungkapkan para sufi tentang tingkatan dan keadaan, dicarikan rujukannya dalam
Al-Quran.
2. Landasan Hadits
Sejalan dengan apa yang disebut dalam Al-Quran,tasawuf
juga dapat dilihat dalam kerangka hadits. Umumnya yang dinyatakan sebagai
landasan ajaraan-ajaran tasawuf adalah hadits-hadits berikut:
لايزال العبد يتقرّب اليّ با لنّوافل حتىّ
آحبّه فإذا آحببته كنت سمعه الّذي يسمع و بصره الذي يبصر به ولسنه الذي ينطق به و يده
الذي يبطش بها و رجله الذي يمشي بها فبي يسمع فبي يبصر وبي ينطق وبي يعقل وبي يبطش
وبي يمشي
Artinya,
senantiasa seorang hamba itu mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan-amalan
sunnat sehingga aku mencintainya. Maka tatkala mencintainya, jadilah Aku
pendengarnya yang dia pakai untuk mendengar, penglehitannya yang dia pakai
untuk melihat, lidah yang dipakai untuk berbicara, tangan yang dipakai untuk
mengepal dan kaki yang dipakai untuk berjalan. Maka dengan-Ku lah dia mendengar,
melihat, berbicara, berfikir, mengepal, dan berjalan.
3.
Pengalaman mistis Rosullulloh dan
keteladanan para sahabat
Dalam
kehiduppan Nabi M uhammad SAW
juga terdapat petunjuk yang menggambarkan bahwa dirinya adalah sebagai seorang
sufi. Nabi Muhammad SAW telah melakukan pengasingan diri ke Gua Hira menjelang
datangnya wahyu. Beliau menjauhi pola hidup kebendaan saat orang Arab tengah
tenggelam didalamnya, seperti dalam praktek perdagangan yang didasarkan pada
prinsip menghalakan segala cara.
Selama
di Gua Hira Rosululloh hanya bertafakur, beribadah dan hidup sebagai seorang
zahid. beliau hidup sangat sederhana, bahkan terkadang memakai pakaian
tambalan, tidak memakan makanan atau meminum, kecuali yang halal, dan setiap
malam senantiasa beribadah kepada Allah SWT. Sehingga Siti Aisyah, istriny
bertanya, yaa Rosululloh mengapa Engkau berbuat begini padahal Allah senantiasa
mengampuni dosamu?, Rosululloh pun menjawab, apakah engkau tidak menginginkanku
menjadi hamba yang bersyukur kepada Allah?
Kalangan
sahabat pun ada yang mengikuti praktek bertasawuf sebagaiman yang dipraktekkan
Nabi Muhammad SAW. Abu Bakas As-Shidiq misalnya, pernah berkata aku mendapatkan
kemuliyaan dalam ketaqwaan, kefanaan dalam keagungan dan kerendahan hati.
Kholifah Uman bin Khatab pernah berkhutbah dihadapan jamaah kaum muslimin dalam
keadaan berpakaian yang sederhana. Kholifah Usman ibnu Affan banyak
menghabiskan waktunya untuk beribadag dan membaca Al-Quran. Baginya Al-Quran
ibarat surat dari kekasih yang selalu dibawa dan dibaca kemanapun ia pergi.[5]
Uraian
dasar-dasar tasawuf diatas baik Al-Quran, Al-hadits maupun sauri teladan dari
para sahabat merupakan benih-benih tasawuf dalam kedudukannya sebagai ilmu
tentang tingkatan (maqamat) dan keadaan (ahwal). Dengan kata lain ilmu tentang
moral dan tingkah laku manusia terdapat rujukannya dalam Al-Quran. Dari sini
jelaslah bahwa pertumbuhan pertamanya tasawuf ternyata ditimba dari sumber
Al-Quran itu sendiri.
Faktor
intern yang dapat dipandang sebagai penyebab langsung lahirnya tasawuf di dunia
Islam, selain berupa pernyataan Al-Quran dan hadits, adalah perilaku Rosululloh
sendiri. Sebagaiman telah dimaklumi, beliau didalam bertaqarrub (mendekatkan
diri kepada Allah) tidak jarang pergi meninggalkan keramaian dan hidup menyepi
untuk merenung dan berkontemplasi dan bertahannus di Gua Hira. Ternyata,
ditengah-tengah kesendiriannya inilah, berkomunikasi dengan Allah dan mendapat
petunjuk dari-Nya.
4.
Ajaran-ajaran yang mempengaruhi
pemikiran tasawuf
Dalam berbagai literatur yang ditulis para orientalis barat sering
dijumpai uraian yang menjelaskan bahwa tasawuf Islam dipengaruhi oleh unsur
agama Kristen, Hindu/Budha dan filsafat Yunani. Mereka menyimpulkan bahwa
adanya unsur luar Islam masuk kedalam tasaawuf itu disebabkan karena secara
historis agama-agama tersebut sudah ada sebelum Islam. Akan tetapi, kita dapat
mengatakan bahwa boleh saja orang Arab terpengaruh oleh agama-agama tersebut,
namunn tidak secara otomatis mempengaruhi kehidupan tasawuf. Karena, para
penyusun ilmu tasawuf atau orang yang kelak menjadi sufi itu bukan berasal dari
mereka itu. Dengan demikinya adanya unsur luar Islam yang mempengaruhi tasawuf
Islam itu merupakan masalah akademik bukan masalah aqidah islamiah,karenanya
boleh diterima dengan sikap yang sangat kritis dan obyektif. Kita mengakui
bahwa Islam sebagai agama universal yang dapat bersentuhan denngan berbagai
lingkungan sosial. Dengan sangat selektif Islam bisa beresonasi dengan berbagai
unsur ajaran sufistik yang terdapat dalam berbagai ajaran tersebut. Dalam hubungan
ini maka Islam termasuk ajaran tasawufnya dapat bersentuhan atau memiliki
kemiripan dengan ajaran tasawuf yang berasal dari luar unsur Islam itu.[6]
A.
Pengaruh agama Kristen terhadapat
tasawuf
Terdapat dua alasan mengapa tasawuf Islam dikatakan bersumber dari
ajaran-ajaran agama Kriste. Yang pertama adanya interaksi antara orang Arab dan
orang Kristen pada masa Jahiliyyah maupun zaman Islam. Adanya segi-segi
kesamaan antara kehidupan para sufi dalam hal ajaran, cara mereka melatih jiwa
(riadhoh), dan mengasingkan diri (kholwat) dengan kehidupan nabi Isa dan
ajaran-ajarannya.
Abu Bakar Aceh, sebagaiman dikutip Abdul
Qodir Zailani pernah menulis bahwa agama Yahudi dan agama Kristen memberi
pengaruh pula terhadap para berfikir dalam Islam. Sehingga melahirkan ajaran
tasawuf Islam. Dan beberapa pokok-pokok ajaran tasawuf yang diklaim berasal
dari agama Kristen. Antara lain yaitu:
1.
Sikap fakir. Al masih adalah seorang
yang fakir. Kitab injil disampaikan kepada orang fakir sebagaiman kata nabi Isa
dalam Injil Matius, Beruntunglah kamu orang-orang miskin karen bagi kamulah
kerjaan Allah.
2.
Tawakal kepada Allah dalam soal
penghidupan. Para pendeta telah mengamalkan dalam sejara hidupnya, sebagaimana
telah dikatakan dalam Injil, perhatikan burung-burung dilangit, dia tidak
menanam, dia tidak mengetam dan tidak duka cita pada waktu susah. Bapak kamu
dari langit memberi kekuatan kepadanya. Bukankah kamu lebih mulia daripada
burung?
3.
Peranan Syekh yang menyerupai
pendeta. Perbedaannya pendeta dapat menghapuskan dosa.
4.
Selibasi, yaitu menahan diri, tidak
menikah karena manikah dapat mengalihkan diri dari Tuhan.
5.
Penyaksian, bahwa sufi menyaksikan
hakikat Allah dan mengadakan hubungan ddengan Allah. Injil pun telah
menerangkan terjadinya hubungan langsung dengan Tuhan.
Dari beberapa
ajara-ajaran tasawuf Islam yang diklaim berasal dari agama-agama Kristen
merupakan suatu hal yang wajar, karena setiap agama pasti mengajarkan kebaikan
dan beberapa ajaran ini tidal hanya sama pada ajaran Islam dan Kristen
melainkan pada setiap agama mengajarkan hal-hal demikian.
B.
Pengaruh agama Hindu/Budha
Antara tasawuf Islam dan kepercayaan agama Hindu/Budha memiliki
beberapa persamaan sehingga beberapa ahli ada yang mengatakan bahwa beberapa
ajaran dalam tasawuf Islam berasal dari ajaran agama Hindu/Budha, seperti sikap
fakir, hidup dalam kerohanian, dan lain-lain. Salah satu maqamat sufiyah yaitu
al fana memiliki persamaan ddengan ajaran tentang nirwana dalam agama Hindu.
Nirwana adalah ajaran yang menggambarkan bahwa jiwa manusia, hilang lenyap
sendirinya dalm ketentraman yang mutlak, tidak terganggu oleh indera dan
sahwat. Tetapi ajaran fana dalam tasawuf, meskipun juga meniadakan diri, namun
dia memandang kepada kekekalan yang tetap, dan tetap ada dalam menyaksikan dan
merasakan keindahan Tuhan. Menurut Harun Nasution ajaran nirwana agama Budha
mengajarkan umatnya untuk meninggalkan dunia dan memasuki hidup kontemplatif. Gold
Ziher mengatakan bahwa terdapat persamaan antara tokoh Budha Sidharta Gautama
yang meninggalkan kenikmatan yang diperolehnya didalam istana dan mengembara
menjadi rakyat biasa, hal ini mirip dengan Ibrahim bin Adam tokoh sufi yang
mmuncul dalam sejarah umat Islam sebagai putra mahkota dari balkh yang kemudian
mencampakkan mahkotanya dan hidup sebagai Darwish. Qamar kailani dalam
ulasannya tentang asal usul tasawuf menolak pendapat mereka yang mengatakan
tasawuf berasal dari agama Hindu/Budha. Menurutnya, pendapat ini terlalu
ekstrim. Kalau diterima bahwa ajaran tasawuf itu berasal dari Hindu/Budha
berarti pada zaman Nabi Muhammad SAW telah berkembang ajaran Hindu/Budha ke
Mekah. Padahal sepanjang sejara belum ada kesimpulan seperti itu.
C.
Pengaruh filsafat Yunani terhadap
tasawuf
Keberadaan Yunani, seperti filsafat, telah masuk kedunia Islam pada
akhir Daulah Umaiyyah dan puncaknya pada masa Daulah Abasiyyah ketika
berlangsung zaman filsafat Yunani.metode-metode berfikir filsafat ini juga
turut mempengaruhi pola pikir sebagian orang Islam yang ingin berhubungan
dengan Tuhan. Pada persoalan ini, boleh jadi tasawuf yang terkenal pengaruh
Yunani adalah tasawuf yang kemudian diklasifikasikan pada tasawuf yang bercorak
filsafat. Selain itu, ada yang mengatakan bahwa masuknya filsafat kedunia Islam
melalui madzhab Peripatetik dan Neo Platonisme. Aliran pertama Peripatetik
kelihatannya lebih banyak masuk kedalam bentuk sekolastisisme ortodoks (kalam),
sedangkan untuk Neo Platonisme lebih masuk kedalam bentuk tasawuf. Neo
Platonisme merupakan rangkaian terakhir dari fase Hellenisme Romawi yaitu fase
mengulang yang lama, bukan fase penciptaan yang baru. Aliran ini juga masih
berkisar pada filsafat Yunani, tasawuf timur, dan memilih dari sana-sini
kemudian digabungkan. Oleh kaarena itu, didalamnya terdapat ciri-ciri filsafat
Yunani yang kadang-kadang bertentangan dengan agama-agama langit, yaitu agama
Yahudi dan Nasrani. Karena dasar kepercayaannya ialah kepercayaan rakyat yang
mempercayai kepercayaan yang banyak. Karena sistem ini pula maka didalam Neo
Platonisme terdapat unsur-unsur dari Platonisme, Phitagoras, Aristoteles, Stoa
dan tasawuf timur. Jadi Neo Platonisme mengandung unsu-unsur kemanusiaan (hasil
dari pemikiran manusia), keagamaan, dan berhalaan (bukan agama langit). Neo Platonisme
menurut Mirfaliudin adalah benda yang bukan merupakan satu-satunya objek mulai
dianggap sebagai satu-satunya objek yang sebenarnya justru diabaikan. Ungkapan
Neo Platonisme kenalilah dirimu dengan dirimu, diambil oleh para sufi
menjadi ungkapan siapa mengenal dirinya maka akan mengenal dirinya. Hal
ini, bisa jadi munculnya teori khulul, wahdat asy syuhud dan wahdat al wujud.
Tidak dapat disangsikan lagi bahwa car berfikir kelompok Neo Shopi ( sufi
berketuhanan dan filosof), seperti al farabi, al halaj, dan ibnu arabi nbanyak
dipengaruhi oleh filsafat.[7]
[1]
M.Sholihin dan Rosihon Anwar, Ilmu Tasawuf, (Bandung: Pustaka Setia,
2011), hal. 16.
[2] Risihon
Anwar, Akhlaq Tasawuf, (Bandung: Pustaka Setia, 2010), hal. 151.
[3]
Zakiyatunnisakurniawan.blogspot.com/2012/12/dasar-dasar-tentang-tasawuf.html?m=1.
[4]
Rosihon, Ilmu, hal.18.
[5] Abudi
Nata, Akhlaq Tasawuf, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996), hal. 183
[6] DR.H.
Rosihon Anwar, Akhlaq Tasawuf. (Bandung: Pustaka Setia, 2007), hal 112.
[7] Abdullah
Hawash, Ilmu Tasawuf, (Surabaya: Al-Ikhlas, 2000), hal 9.
Terima kasih 😘
BalasHapusTerima kasih 😘
BalasHapusBeriman kepada kitab.
BalasHapusJabur taurat injil yg semuanya berada di dalam Kitab Yang Sempurna Al-Qur'an yg di turunkan kepada Nabi akhir jaman Baginda Rosululloh Muhammad Saw, yg sempurna Ahklaknya menjadi contoh untuk semua takdir Umatnya.
Kalaupun di katakan ada kesamaan dengan 3 kitab sebelumnya ya memang benar adanya karna sesungguhnya Al-Qur'an penyempurna Dari 3 kitab sebelumnya. Untuk Nabi yg Sempurna Ahklaknya.
Iman kepada Allah dengan berdzikir setiap saat ketika terbaring dan berdiri.
Iman kepada malaikat
Iman kepada kitab. Membaca, merenungkan isi Al-Quran
Iman kepada rosul. (Selalu bersholawat, mengerjakan amalan yg kita mampu mengamalkannya.
Iman kepada kodo dan kodar (Wajib menjalankan arti kalimah takwa karna sesungguhnya Kita lebih berhak dengan itu.
Iman kepada Akherat ( apa yg kita butuhkan di akherat Nanti? Yaitu.
1, Shahadat Aku bersaksi Tiada tuhan selain Allah dan aku bersaksi Bahwa Nabi Muhammad Utusan Allah.
( emg kamu pernah berjumpa Ko bisa bisanya mau menjadi saksi, jangan jangan kamu jd saksi bohong tak? Dengan Menjalankan rukun iman kesaksian kita Insya Allah bisa di pertanggung jawabkan.
Dengan menjalankan Sholat, berbuat jakat, puasa di bulan .Rhahadhan naik haji klw mampu. Menjadi bekal kita di Akherat kelak.
Klw ada yg salah mohon di ingatkan dan di Maafkan karna Allah ta'ala
888 Casino NZ Bonus Code & Review + Latest Promotions
BalasHapus888 Casino 제천 출장안마 Bonus Code and Review — 888 Casino NZ Bonus 충청남도 출장샵 Code. New players only; No 안양 출장안마 deposit bonus, free 삼척 출장마사지 spins, and 서귀포 출장샵 cash out bonus at all times.