Sabtu, 09 April 2016

MAKALAH TASAWUF-DASAR DAN SUMBER TASAWUF DALAM AL-QUR'AN DAN HADITS


BAB I
PENDAHULUAN
A.     LATAR BELAKANG
Al-Quran dan As-Sunnah adalah nash, setiap muslim kapan pun dan dimana pun diberi tanggung jawab untuk memahami dan melaksanakan kandungannya dalam bentuk amalan yang nyata. Sumber-sumber tasawuf adalah ajaran-ajaran Islam, sebab tasawuf ditimba dari Al-Quran, As-Sunnah, dan amalan-amalan serta ucapan para sahabat.
Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar pertanyaan-pertanyaan yang meminta atas landasan atau dasar dari apa yang kita perbuat. Oleh sebab itu, landasan atau dasar-dasar tasawuf dalam Al-Quran dan hadis sangat  penting untuk dibahas. Karena tanpa kajian yang khusus kita tidak bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Karena masa modern ini kita harus benyak mengkaji dan berpegang kepada Al-Quran dan hadits yang ditinggalkan oleh Nabi Muhammad SAW sebagai pedoman bagi kita supaya kita tidak terbawa arus globalisasi yang semakin merajalela.
B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Apa dasar dan sumber tasawuf dalam Al-Quran dan hadits?
2.      Bagaimana pengalaman mistis Rosululloh dan keteladanan para sahabat?
3.      Ajaran-ajaran apa sajakah yang mempengaruhi pemikiran tasawuf?



BAB II
PEMBAHASAN
A.     DASAR DAN SUMBER TASAWUF
Dewasa ini, kajian tentang tasawuf semakin banyak diminati orang. Jika diteliti lebih mendalam, ketertarikan mereka terhadap tasawuf dapat dilihat pada dua kecenderungan. Pertama, kecenderungan terhadap kebutuhan fitrah atau naluriya. Kedua, kecenderungan pada persoalan akademis. Kecenderungan pertama mengisyaratkan bahwa manusia sesungguhnya membutuhkan sentuhan-sentuhan spiritual atau rohani. Kesejukan dan kedamaian hati merupakan salah satu kebutuhan yang ingin mereka penuhi lewat sentuhan spiritual. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Barmawi e Umarie, bahwa setiap rohani manusia senantiasa rindu hendak kembali ke tempat asal, selalu rindu kepada Kekasihnya yang Tunggal. Adapun kecenderungan ke dua, mengisyaratkan bahwa tasawuf memang menarik untuk dikaji secaera akademis, kecenderungan ke dua ini memposisikan kajian tasawuf hanya sebagai sebuah pengayaan keilmuan-keilmuan lain yang berkembang di dunia.
Kecenderungan-kecenderungan diatas menuntut adanya pengkajian tasawuf dalam kemasan yang  proposional dan fundamental. Hal ini dimaksudkan agar tasawuf yang kian banyak menarik peminat itu dapat dipahami dalam kerangka ideologis yang kuat, disamping juga untuk memagari tasawuf supaya tetap berada dijalur yang benar. Jika tesis ini dapat diterima, jelas dipandang perlu untuk merumuskan tasawuf dalam kemasan yang dilengkapi dengan dasar-dasar atau landasan yang kuat atau landasan-landasan naqli tasawuf (Al-Quran dan hadits).[1]
Al-Quran dan hadits merupakan kerangka acuan pokok  yang selalu dipegang umat Islam. Kita sering mendengar pertanyaan dalam kerangka landasan naqli ini, Apa dasar Al-Quran dan Al-haditsnya sehingga Anda berkata demikian? Atau Bagaimana Al-Quran dan Al-haditsnya? pertanyaan ini sering terlontar dalam benak pikiran kaum muslim ketika hendak menerima atau menemukan persoalan-persoalan baru atau persoalan-persoalan unik yang mereka temui, termasuk persoalan-persoalan tasawuf.
1.       Landasan Al-Quran
Al-Quran dan As-Sunnah adalah nash. Setiap muslim kapan dan dimanapun dibebani tanggung jawab untuk memahami dan melaksanakan kandungannya dalam bentuk amalan yang nyata. Pemahaman terhadap nash tanpa pengalaman akan menimbulkan kesenjangan. Ketika ditanya tentang akhlaq Rosululloh, Aisyah menjawab Al-Quran. Para sahabat terkenal sebagai orang-orang yang banyak menghafalkan isi Al-Quran dan kemudian menyebarkannya kepada ynang lain dengan disertai pengalaman atau penjiwaan terhadap isinya. Mereka berusaha menerapkan akhlaq atau perilaku mereka dengan mencontoh akhlaq Rosululloh, yakni akhlaq Al-Quran.[2]
Al-Quran didalamnya mengandung muatan-muatan ajaran Islam, baik dalam aqidah syariah maupun muamalah. Al-Quran perlu dipahami secara tekstual lahiriyah, namun disisi lain Al-Quran pu perlu dipahami dari sisi kontekstual rohaniyah. Jika hanya dipahami hanya dari lahitiyahnya saja, maka ayat-ayat Al-Quran akan terasa kaku, kurang dinamis dan akan ditemukan persoalan yang tidak dapat diterima secara psikis.[3]
Abu Nashr As-Siraj Ath-Thusi dalam kitabnya Alluma, menjelaskan bahwa dari Al-Quran dan As-Sunnah itulah para Suffi pertama-tama mendasarkan pendapat-pendapat mereka tentang moral dan tingkah laku, kerinduan dan kecintaan pada Illahi, dan marifat, suluk (jalan) dan juga latihan-latihan rohaniyyah mereka. Itu semua mereka susun demi terealisasinya tujuan-tujuan kehidupan mistis. Lebih lenjut, Ath-Thusi mengemukakan bagaimana para sufi lebih menaruh perhatian terhadap moral luhur serta sifat dan amalan utama. Hal ini demi mengikuti Nabi, para sahabat serta orang-orang setelah mereka. Ini semua, menurut Ath-Thusi  Ilmunya dapat dijejaki dalam kitab Allah SWT, yakni Al-Quran.[4]
Secara umum, ajaran Islam mengatur kehidupan yang bersifat lahiriyah dan batiniya. Pemahaman terhadap unsur kehidupan yang bersifat batiniyahn pada gilirannya melahirkan tasawuf. Unsur kehidupan tasawuf ini mendapat perhatian yang cukup besar dari sumber ajaran Islam, Al-Quran dan As-Sunnah serta praktik kehidupan Nabi dan para sahabatnya. Al-Quran antara lain brbicara tentang kemungkinan manusia dapat saling mencintai (mahabbah) dengan Tuhan. Hal ini misalnya difirmankan Allah dalam Al-Quran:
 $pkšr'¯»tƒ tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä `tB £s?ötƒ öNä3YÏB `tã ¾ÏmÏZƒÏŠ t$öq|¡sù ÎAù'tƒ ª!$# 5Qöqs)Î/ öNåk:Ïtä ÿ¼çmtRq6Ïtäur A'©!ÏŒr& n?tã tûüÏZÏB÷sßJø9$# >o¨Ïãr& n?tã tûï͍Ïÿ»s3ø9$# šcrßÎg»pgä Îû È@Î6y «!$# Ÿwur tbqèù$sƒs sptBöqs9 5OͬIw 4 y7Ï9ºsŒ ã@ôÒsù «!$# ÏmŠÏ?÷sム`tB âä!$t±o 4 ª!$#ur ììźur íOŠÎ=tæ ÇÎÍÈ  
54. Hai orang-orang yang beriman, Barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, Maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), lagi Maha mengetahui.    (Q. S. Al-maidah :54)
Dalam Al-Quran, Allah pun memerintahkan manusia agar senantiasa bertaubat membersihkan diri dan memohon ampunan kepada-Nya sehingga memperoleh cahaya dari-Nya.
$pkšr'¯»tƒ šúïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#þqç/qè? n<Î) «!$# Zpt/öqs? %·nqÝÁ¯R 4Ó|¤tã öNä3š/u br& tÏeÿs3ムöNä3Ytã öNä3Ï?$t«Íhy öNà6n=Åzôãƒur ;M»¨Zy_ ̍øgrB `ÏB $ygÏFøtrB ㍻yg÷RF{$# tPöqtƒ Ÿw Ìøƒä ª!$# ¢ÓÉ<¨Z9$# z`ƒÏ%©!$#ur ( #qãZtB#uä¼çmyètB ( öNèdâqçR 4Ótëó¡o šú÷üt/ öNÍkÉ÷ƒr& öNÍkÈ]»yJ÷ƒr'Î/ur tbqä9qà)tƒ !$uZ­/u öNÏJø?r& $uZs9 $tRuqçR öÏÿøî$#ur !$uZs9 ( y7¨RÎ) 4n?tã Èe@à2 &äóÓx« ֍ƒÏs% ÇÑÈ  
8. Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang mukmin yang bersama dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: "Ya Rabb Kami, sempurnakanlah bagi Kami cahaya Kami dan ampunilah kami; Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu." (Q.S. At-tahrim: 8)
ôs)s9ur $uZø)n=yz z`»|¡SM}$# ÞOn=÷ètRur $tB â¨Èqóuqè? ¾ÏmÎ/ ¼çmÝ¡øÿtR ( ß`øtwUur Ü>tø%r& Ïmøs9Î) ô`ÏB È@ö7ym σÍuqø9$# ÇÊÏÈ  
16. Dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya. (Q.S. Qaaf: 16)
Berdasarkaan ayat diatas, kebanyakan kalangan sufi berpendapat bahwa untuk mencari Tuhan, manusi tak perlu pergi jauh-jauh. Ia cukup kembali kedalam dirinya sendiri. Lebih jauh lagi Harun Nasution menegaskan bahwa Tuhan ada didalam bukan diluar diri manusia.
Demikianlah sebagian ayat Al-Quran yang dijadikan sebagai landasan kaum sufi dalam melaksanakan praktek-praktek kesufiannya. Akan terlalu panjang uraiannya jika semua pengertian psikis serta moral yang diungkapkan para sufi tentang tingkatan dan keadaan, dicarikan rujukannya dalam Al-Quran.
2.       Landasan Hadits
Sejalan dengan apa yang disebut dalam Al-Quran,tasawuf juga dapat dilihat dalam kerangka hadits. Umumnya yang dinyatakan sebagai landasan ajaraan-ajaran tasawuf adalah hadits-hadits berikut:
لايزال العبد يتقرّب اليّ با لنّوافل حتىّ آحبّه فإذا آحببته كنت سمعه الّذي يسمع و بصره الذي يبصر به ولسنه الذي ينطق به و يده الذي يبطش بها و رجله الذي يمشي بها فبي يسمع فبي يبصر وبي ينطق وبي يعقل وبي يبطش وبي يمشي                                 
Artinya, senantiasa seorang hamba itu mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan-amalan sunnat sehingga aku mencintainya. Maka tatkala mencintainya, jadilah Aku pendengarnya yang dia pakai untuk mendengar, penglehitannya yang dia pakai untuk melihat, lidah yang dipakai untuk berbicara, tangan yang dipakai untuk mengepal dan kaki yang dipakai untuk berjalan. Maka dengan-Ku lah dia mendengar, melihat, berbicara, berfikir, mengepal, dan berjalan.
3.       Pengalaman mistis Rosullulloh dan keteladanan para sahabat
Dalam kehiduppan Nabi M            uhammad SAW juga terdapat petunjuk yang menggambarkan bahwa dirinya adalah sebagai seorang sufi. Nabi Muhammad SAW telah melakukan pengasingan diri ke Gua Hira menjelang datangnya wahyu. Beliau menjauhi pola hidup kebendaan saat orang Arab tengah tenggelam didalamnya, seperti dalam praktek perdagangan yang didasarkan pada prinsip menghalakan segala cara.
Selama di Gua Hira Rosululloh hanya bertafakur, beribadah dan hidup sebagai seorang zahid. beliau hidup sangat sederhana, bahkan terkadang memakai pakaian tambalan, tidak memakan makanan atau meminum, kecuali yang halal, dan setiap malam senantiasa beribadah kepada Allah SWT. Sehingga Siti Aisyah, istriny bertanya, yaa Rosululloh mengapa Engkau berbuat begini padahal Allah senantiasa mengampuni dosamu?, Rosululloh pun menjawab, apakah engkau tidak menginginkanku menjadi hamba yang bersyukur kepada Allah?
Kalangan sahabat pun ada yang mengikuti praktek bertasawuf sebagaiman yang dipraktekkan Nabi Muhammad SAW. Abu Bakas As-Shidiq misalnya, pernah berkata aku mendapatkan kemuliyaan dalam ketaqwaan, kefanaan dalam keagungan dan kerendahan hati. Kholifah Uman bin Khatab pernah berkhutbah dihadapan jamaah kaum muslimin dalam keadaan berpakaian yang sederhana. Kholifah Usman ibnu Affan banyak menghabiskan waktunya untuk beribadag dan membaca Al-Quran. Baginya Al-Quran ibarat surat dari kekasih yang selalu dibawa dan dibaca kemanapun ia pergi.[5]
Uraian dasar-dasar tasawuf diatas baik Al-Quran, Al-hadits maupun sauri teladan dari para sahabat merupakan benih-benih tasawuf dalam kedudukannya sebagai ilmu tentang tingkatan (maqamat) dan keadaan (ahwal). Dengan kata lain ilmu tentang moral dan tingkah laku manusia terdapat rujukannya dalam Al-Quran. Dari sini jelaslah bahwa pertumbuhan pertamanya tasawuf ternyata ditimba dari sumber Al-Quran itu sendiri.
Faktor intern yang dapat dipandang sebagai penyebab langsung lahirnya tasawuf di dunia Islam, selain berupa pernyataan Al-Quran dan hadits, adalah perilaku Rosululloh sendiri. Sebagaiman telah dimaklumi, beliau didalam bertaqarrub (mendekatkan diri kepada Allah) tidak jarang pergi meninggalkan keramaian dan hidup menyepi untuk merenung dan berkontemplasi dan bertahannus di Gua Hira. Ternyata, ditengah-tengah kesendiriannya inilah, berkomunikasi dengan Allah dan mendapat petunjuk dari-Nya.
4.       Ajaran-ajaran yang mempengaruhi pemikiran tasawuf
Dalam berbagai literatur yang ditulis para orientalis barat sering dijumpai uraian yang menjelaskan bahwa tasawuf Islam dipengaruhi oleh unsur agama Kristen, Hindu/Budha dan filsafat Yunani. Mereka menyimpulkan bahwa adanya unsur luar Islam masuk kedalam tasaawuf itu disebabkan karena secara historis agama-agama tersebut sudah ada sebelum Islam. Akan tetapi, kita dapat mengatakan bahwa boleh saja orang Arab terpengaruh oleh agama-agama tersebut, namunn tidak secara otomatis mempengaruhi kehidupan tasawuf. Karena, para penyusun ilmu tasawuf atau orang yang kelak menjadi sufi itu bukan berasal dari mereka itu. Dengan demikinya adanya unsur luar Islam yang mempengaruhi tasawuf Islam itu merupakan masalah akademik bukan masalah aqidah islamiah,karenanya boleh diterima dengan sikap yang sangat kritis dan obyektif. Kita mengakui bahwa Islam sebagai agama universal yang dapat bersentuhan denngan berbagai lingkungan sosial. Dengan sangat selektif Islam bisa beresonasi dengan berbagai unsur ajaran sufistik yang terdapat dalam berbagai ajaran tersebut. Dalam hubungan ini maka Islam termasuk ajaran tasawufnya dapat bersentuhan atau memiliki kemiripan dengan ajaran tasawuf yang berasal dari luar unsur Islam itu.[6]
A.     Pengaruh agama Kristen terhadapat tasawuf
Terdapat dua alasan mengapa tasawuf Islam dikatakan bersumber dari ajaran-ajaran agama Kriste. Yang pertama adanya interaksi antara orang Arab dan orang Kristen pada masa Jahiliyyah maupun zaman Islam. Adanya segi-segi kesamaan antara kehidupan para sufi dalam hal ajaran, cara mereka melatih jiwa (riadhoh), dan mengasingkan diri (kholwat) dengan kehidupan nabi Isa dan ajaran-ajarannya.
      Abu Bakar Aceh, sebagaiman dikutip Abdul Qodir Zailani pernah menulis bahwa agama Yahudi dan agama Kristen memberi pengaruh pula terhadap para berfikir dalam Islam. Sehingga melahirkan ajaran tasawuf Islam. Dan beberapa pokok-pokok ajaran tasawuf yang diklaim berasal dari agama Kristen. Antara lain yaitu:
1.      Sikap fakir. Al masih adalah seorang yang fakir. Kitab injil disampaikan kepada orang fakir sebagaiman kata nabi Isa dalam Injil Matius, Beruntunglah kamu orang-orang miskin karen bagi kamulah kerjaan Allah.
2.      Tawakal kepada Allah dalam soal penghidupan. Para pendeta telah mengamalkan dalam sejara hidupnya, sebagaimana telah dikatakan dalam Injil, perhatikan burung-burung dilangit, dia tidak menanam, dia tidak mengetam dan tidak duka cita pada waktu susah. Bapak kamu dari langit memberi kekuatan kepadanya. Bukankah kamu lebih mulia daripada burung?
3.      Peranan Syekh yang menyerupai pendeta. Perbedaannya pendeta dapat menghapuskan dosa.
4.      Selibasi, yaitu menahan diri, tidak menikah karena manikah dapat mengalihkan diri dari Tuhan.
5.      Penyaksian, bahwa sufi menyaksikan hakikat Allah dan mengadakan hubungan ddengan Allah. Injil pun telah menerangkan terjadinya hubungan langsung dengan Tuhan.
Dari beberapa ajara-ajaran tasawuf Islam yang diklaim berasal dari agama-agama Kristen merupakan suatu hal yang wajar, karena setiap agama pasti mengajarkan kebaikan dan beberapa ajaran ini tidal hanya sama pada ajaran Islam dan Kristen melainkan pada setiap agama mengajarkan hal-hal demikian.
B.     Pengaruh agama Hindu/Budha
Antara tasawuf Islam dan kepercayaan agama Hindu/Budha memiliki beberapa persamaan sehingga beberapa ahli ada yang mengatakan bahwa beberapa ajaran dalam tasawuf Islam berasal dari ajaran agama Hindu/Budha, seperti sikap fakir, hidup dalam kerohanian, dan lain-lain. Salah satu maqamat sufiyah yaitu al fana memiliki persamaan ddengan ajaran tentang nirwana dalam agama Hindu. Nirwana adalah ajaran yang menggambarkan bahwa jiwa manusia, hilang lenyap sendirinya dalm ketentraman yang mutlak, tidak terganggu oleh indera dan sahwat. Tetapi ajaran fana dalam tasawuf, meskipun juga meniadakan diri, namun dia memandang kepada kekekalan yang tetap, dan tetap ada dalam menyaksikan dan merasakan keindahan Tuhan. Menurut Harun Nasution ajaran nirwana agama Budha mengajarkan umatnya untuk meninggalkan dunia dan memasuki hidup kontemplatif. Gold Ziher mengatakan bahwa terdapat persamaan antara tokoh Budha Sidharta Gautama yang meninggalkan kenikmatan yang diperolehnya didalam istana dan mengembara menjadi rakyat biasa, hal ini mirip dengan Ibrahim bin Adam tokoh sufi yang mmuncul dalam sejarah umat Islam sebagai putra mahkota dari balkh yang kemudian mencampakkan mahkotanya dan hidup sebagai Darwish. Qamar kailani dalam ulasannya tentang asal usul tasawuf menolak pendapat mereka yang mengatakan tasawuf berasal dari agama Hindu/Budha. Menurutnya, pendapat ini terlalu ekstrim. Kalau diterima bahwa ajaran tasawuf itu berasal dari Hindu/Budha berarti pada zaman Nabi Muhammad SAW telah berkembang ajaran Hindu/Budha ke Mekah. Padahal sepanjang sejara belum ada kesimpulan seperti itu.
C.     Pengaruh filsafat Yunani terhadap tasawuf
Keberadaan Yunani, seperti filsafat, telah masuk kedunia Islam pada akhir Daulah Umaiyyah dan puncaknya pada masa Daulah Abasiyyah ketika berlangsung zaman filsafat Yunani.metode-metode berfikir filsafat ini juga turut mempengaruhi pola pikir sebagian orang Islam yang ingin berhubungan dengan Tuhan. Pada persoalan ini, boleh jadi tasawuf yang terkenal pengaruh Yunani adalah tasawuf yang kemudian diklasifikasikan pada tasawuf yang bercorak filsafat. Selain itu, ada yang mengatakan bahwa masuknya filsafat kedunia Islam melalui madzhab Peripatetik dan Neo Platonisme. Aliran pertama Peripatetik kelihatannya lebih banyak masuk kedalam bentuk sekolastisisme ortodoks (kalam), sedangkan untuk Neo Platonisme lebih masuk kedalam bentuk tasawuf. Neo Platonisme merupakan rangkaian terakhir dari fase Hellenisme Romawi yaitu fase mengulang yang lama, bukan fase penciptaan yang baru. Aliran ini juga masih berkisar pada filsafat Yunani, tasawuf timur, dan memilih dari sana-sini kemudian digabungkan. Oleh kaarena itu, didalamnya terdapat ciri-ciri filsafat Yunani yang kadang-kadang bertentangan dengan agama-agama langit, yaitu agama Yahudi dan Nasrani. Karena dasar kepercayaannya ialah kepercayaan rakyat yang mempercayai kepercayaan yang banyak. Karena sistem ini pula maka didalam Neo Platonisme terdapat unsur-unsur dari Platonisme, Phitagoras, Aristoteles, Stoa dan tasawuf timur. Jadi Neo Platonisme mengandung unsu-unsur kemanusiaan (hasil dari pemikiran manusia), keagamaan, dan berhalaan (bukan agama langit). Neo Platonisme menurut Mirfaliudin adalah benda yang bukan merupakan satu-satunya objek mulai dianggap sebagai satu-satunya objek yang sebenarnya justru diabaikan. Ungkapan Neo Platonisme kenalilah dirimu dengan dirimu, diambil oleh para sufi menjadi ungkapan siapa mengenal dirinya maka akan mengenal dirinya. Hal ini, bisa jadi munculnya teori khulul, wahdat asy syuhud dan wahdat al wujud. Tidak dapat disangsikan lagi bahwa car berfikir kelompok Neo Shopi ( sufi berketuhanan dan filosof), seperti al farabi, al halaj, dan ibnu arabi nbanyak dipengaruhi oleh filsafat.[7]


[1] M.Sholihin dan Rosihon Anwar, Ilmu Tasawuf, (Bandung: Pustaka Setia, 2011), hal. 16.
[2] Risihon Anwar, Akhlaq Tasawuf, (Bandung: Pustaka Setia, 2010), hal. 151.
[3] Zakiyatunnisakurniawan.blogspot.com/2012/12/dasar-dasar-tentang-tasawuf.html?m=1.
[4] Rosihon, Ilmu, hal.18.                            
[5] Abudi Nata, Akhlaq Tasawuf, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996), hal. 183
[6] DR.H. Rosihon Anwar, Akhlaq Tasawuf. (Bandung: Pustaka Setia, 2007), hal 112.
[7] Abdullah Hawash, Ilmu Tasawuf, (Surabaya: Al-Ikhlas, 2000), hal 9.

4 komentar:

  1. Beriman kepada kitab.
    Jabur taurat injil yg semuanya berada di dalam Kitab Yang Sempurna Al-Qur'an yg di turunkan kepada Nabi akhir jaman Baginda Rosululloh Muhammad Saw, yg sempurna Ahklaknya menjadi contoh untuk semua takdir Umatnya.
    Kalaupun di katakan ada kesamaan dengan 3 kitab sebelumnya ya memang benar adanya karna sesungguhnya Al-Qur'an penyempurna Dari 3 kitab sebelumnya. Untuk Nabi yg Sempurna Ahklaknya.
    Iman kepada Allah dengan berdzikir setiap saat ketika terbaring dan berdiri.
    Iman kepada malaikat
    Iman kepada kitab. Membaca, merenungkan isi Al-Quran
    Iman kepada rosul. (Selalu bersholawat, mengerjakan amalan yg kita mampu mengamalkannya.
    Iman kepada kodo dan kodar (Wajib menjalankan arti kalimah takwa karna sesungguhnya Kita lebih berhak dengan itu.
    Iman kepada Akherat ( apa yg kita butuhkan di akherat Nanti? Yaitu.

    1, Shahadat Aku bersaksi Tiada tuhan selain Allah dan aku bersaksi Bahwa Nabi Muhammad Utusan Allah.
    ( emg kamu pernah berjumpa Ko bisa bisanya mau menjadi saksi, jangan jangan kamu jd saksi bohong tak? Dengan Menjalankan rukun iman kesaksian kita Insya Allah bisa di pertanggung jawabkan.

    Dengan menjalankan Sholat, berbuat jakat, puasa di bulan .Rhahadhan naik haji klw mampu. Menjadi bekal kita di Akherat kelak.
    Klw ada yg salah mohon di ingatkan dan di Maafkan karna Allah ta'ala

    BalasHapus
  2. 888 Casino NZ Bonus Code & Review + Latest Promotions
    888 Casino 제천 출장안마 Bonus Code and Review — 888 Casino NZ Bonus 충청남도 출장샵 Code. New players only; No 안양 출장안마 deposit bonus, free 삼척 출장마사지 spins, and 서귀포 출장샵 cash out bonus at all times.

    BalasHapus